-->

Momentum Hari Jadi Cirebon ke-598, Ketua DPRD Tekankan Pelayanan Publik dan Pembangunan Inklusif

Fokus Kabar
Monday, June 30, 2025, June 30, 2025 WIB Last Updated 2025-06-30T03:25:45Z

Fokus Kabar (Kota Cirebon) -
Ketua DPRD Kota Cirebon, Andrie Sulistio SE, menyampaikan makna penting di balik peringatan Hari Jadi Cirebon ke-598. Andrie menegaskan, Hari Jadi Cirebon bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk bersyukur, menghormati para leluhur, serta merenungkan peran masing-masing dalam pembangunan kota.

Hal itu disampaikan saat memimpin jalannya rapat paripurna Hari Jadi Cirebon ke-598 di Griya Sawala gedung DPRD Kota Cirebon, Sabtu (28/6/2025).

Mengusung tema Cirebon Mayungi lan Nyumponi dan tagline Cirebon Idola , Andrie menjelaskan Kota Cirebon dapat memberikan pelayanan publik terbaik, perlindungan sosial, dan pembangunan yang inklusif.


Andrie menyampaikan, Hari Jadi Cirebon diperingati setiap tanggal 1 Muharam kalender Hijriah. Peringatan tersebut ditetapkan melalui Perda Kota Cirebon Nomor 4/2024 tentang Hari Jadi Cirebon.

“Peringatan ini adalah ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas keberlangsungan Kota Cirebon yang tetap kokoh dan berkembang. Ini juga bentuk penghargaan kepada para pendahulu yang telah merintis kota ini,” ujarnya.

Andrie menekankan, peringatan ini menjadi saat yang tepat untuk bertafakur, introspeksi, dan mengevaluasi kontribusi seluruh elemen dalam memajukan Kota Cirebon. Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan cita-cita pembangunan.

“Membangun Kota Cirebon butuh komitmen dan gotong royong. Hari Jadi ke-598 ini diharapkan membawa semangat baru dalam membangun kultur kebersamaan,” katanya.

Pada akhir sambutannya, Andrie pun mengajak seluruh jajaran pemerintah, lembaga, dan masyarakat untuk menjaga serta membangun Kota Cirebon secara bersama-sama. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi Cirebon tahun ini.

“Kami ingin Kota Cirebon menjadi rumah bersama yang aman, damai, dan mampu memberikan perlindungan budaya, sosial, dan spiritual bagi seluruh masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu, Walikota Cirebon, Effendi Edo SAP MSi, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam membangun kota yang tertata secara fisik, sehat secara ekologis, dan adil secara sosial. Hal ini sejalan dengan semangat Mayungi lan Nyumponi yang menjadi tema Hari Jadi Cirebon ke-598 tahun ini.

Edo menyampaikan, ia bersama Wakil Walikota Cirebon, Siti Farida Rosmawati prihatin atas aktivitas tambang ilegal yang semakin marak. Bersama Forkopimda, ia menekankan bahwa penanganan tambang ilegal bukan hanya tindakan reaktif, tetapi bagian dari visi besar untuk mewujudkan kota berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Menurutnya, tambang ilegal tidak hanya mengancam keselamatan pekerja, tapi juga merusak ekosistem perbukitan dan mengganggu keseimbangan ekologis. Jika dibiarkan, dampaknya bisa memicu bencana lingkungan dan menghilangkan vegetasi alami.

“Pemkot Cirebon berkomitmen memastikan pembangunan tidak mengorbankan lingkungan. Effendi menegaskan, pembangunan ke depan harus menjunjung keberlanjutan, mengutamakan keseimbangan alam, dan menjamin hak generasi mendatang,” katanya.



Gubernur Jabar Soroti Arah Pembangunan Kota Cirebon

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam sambutannya menyoroti arah pembangunan Kota Cirebon. Menurutnya, pembangunan kota harus dilakukan dengan mengedepankan rasa cinta dan kearifan lokal, bukan semata-mata berorientasi pada proyek dan keuntungan ekonomi.

Ia pun berpesan agar setiap pembangunan didasari cinta terhadap identitas daerah, demi menjaga aspek kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan masa depan.

“Kota Cirebon mau dibawa ke mana? Standarnya sederhana Pak Wali, jalan-jalan harus baik, sampai gang kecil pun harus rapi dan menggunakan paving blok, bukan hotmix. Supaya air meresap dan lingkungan tetap sehat,” tegas Dedi, Senin (24/6/2025).

Selain infrastruktur, Dedi juga menyoroti pentingnya menjaga lingkungan dan penghijauan. Ia menyarankan agar jalan-jalan kota ditanami pohon khas daerah. Ia pun menekankan agar desain kantor-kantor pemerintahan mencerminkan arsitektur Kecirebonan.

“Tanami pohon jamblang yang menjadi ikon Cirebon. Kalau pohon jati tidak bisa (ditanam dipinggir jalan), kalau mau ditanam yah di kebun atau belakang perkantoran, atau belakang rumah dinas walikota,” ucapnya. 

(herwin)
Komentar

Tampilkan

Terkini