Ketua KPAID Cirebon Ungkap Kondisi Balita yang Dilecehkan Ayah Kandungnya dan Alami Trauma -->

Ketua KPAID Cirebon Ungkap Kondisi Balita yang Dilecehkan Ayah Kandungnya dan Alami Trauma

Fokus Kabar
Monday, May 5, 2025, May 05, 2025 WIB Last Updated 2025-05-05T09:37:30Z
stnting

masukkan script iklan disini

Fokus Kabar (Cirebon) -
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Cirebon mengungkap kondisi memilukan seorang balita perempuan yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual oleh ayah kandungnya sendiri. Selain mengalami trauma mendalam, balita tersebut diketahui tidak memiliki akta kelahiran, sehingga hak-haknya sebagai anak belum sepenuhnya diakui secara administratif.

Ketua KPAID Kabupaten Cirebon, Fifi Sofiah, mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari masyarakat terkait dugaan pelecehan tersebut beberapa waktu lalu. Setelah dilakukan pendalaman, korban ternyata masih berusia di bawah lima tahun dan telah menunjukkan tanda-tanda trauma psikis yang serius.

“Korban mengalami trauma luar biasa. Ia sangat tertutup dan takut jika bertemu dengan laki-laki dewasa,” ujar Fifi saat ditemui di kantor KPAID, Senin (5/5/2025). 

“Yang lebih memprihatinkan, korban juga belum memiliki akta kelahiran. Ini membuat penanganan kasus menjadi lebih kompleks.”


Menurut Fifi, ketiadaan akta kelahiran menyulitkan proses perlindungan hukum dan pemenuhan hak-hak dasar korban, seperti akses kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial. KPAID kini tengah berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk segera mengurus dokumen kependudukan korban.

Sementara itu, pelaku yang tak lain adalah ayah kandung korban telah diamankan oleh pihak kepolisian dan tengah menjalani proses hukum. KPAID memastikan akan terus mendampingi korban hingga proses pemulihan dan keadilan terpenuhi.

“Kami juga menyiapkan pendampingan psikologis jangka panjang bagi korban agar bisa pulih secara mental dan emosional,” tambah Fifi.

KPAID Cirebon mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan segera melaporkan jika menemukan kasus serupa. “Anak-anak adalah tanggung jawab bersama. Kita harus jadi mata dan telinga bagi keselamatan mereka,” tegasnya.

(herwin)
Komentar

Tampilkan

Terkini