masukkan script iklan disini
Fokus Kabar (Indramayu) - Miris, sepasang keluarga hasil perkawinan Rudiansyah dan Susianti punya dua anak miskin putus sekolah, ditinggal orang tua seperti barang kardus, di Jalan Pahlawan Gg Musolah Indramayu Jawa Barat, Senin (9/6/2025).
Dari pasangan suami istri Rudiansyah dan Susanti dikaruniai anak tiga yaitu satu anak perempuan K (13) dan dua anak laki-laki yang bernama R (7) dan B (3), mereka ikut ayahnya Rudiansyah karena ibunya keluar negeri di Arab Saudi.
Berdasarkan pantauan awak media yang ditemui dirumahnya ditanah bong Junedi menyampaikan," awal mula ditinggal sama bapaknya itu, K (13) dan R (7) dan B (3), mereka datang kerumah Nenek Aliyah, mereka tidak ada basa-basi bapaknya meninggalkan kedua anak laki-laki R (7) dan Bimo (3) ke saya seperti layaknya barang / kardus, mereka mengatakan kalau anak perempuan K (13) saya bawa jika saya sakit untuk ngurusi saya dan kalau sudah besar dua anak laki-laki akan saya jemput," ucapnya.
Lebih lanjut, kedua anak tersebut kini tinggal bersama neneknya Aliyah, yang hidup dalam keterbatasan ekonomi dan tidak memiliki kemampuan untuk membiayai kedua anaknya," ujar Junedi.
"Kedua anak ini merupakan buah hati dari pasangan Rudiansyah dan Susanti. Namun, menurut penuturan keluarga, kedua orang tua anak tersebut tidak lagi mengurus anak-anaknya, dan bahkan sang ayah tidak memberikan dokumen identitas anak yang diperlukan untuk mendaftarkan anak ke sekolah," tambah Junedi.
Masih Junedi, kakak dari ibu kandung anak-anak tersebut, mengatakan bahwa keluarganya sudah berusaha mencari jalan keluar, namun tanpa adanya dokumen lengkap, proses menjadi buntu untuk membantu kedua anak untuk melanjutkan sekolah. Dokumen dari pihak ayah tidak ada, dan sampai sekarang tidak diberikan, padahal anak-anak ini sangat butuh sekolah," ungkapnya.
Sementara Ketua FWJI Korwil Indramayu Mutadi, A.Md.Kom mengharapkan," Pemerintah Daerah (Pemda) Indramayu Bupati Lucky Hakim bisa membantu dua anak tersebut supaya bisa sekolah kembali, karena kondisi ekonomi nenek mereka tidak memungkinkan untuk mengurus proses administrasi secara mandiri itu merupakan tanggung jawab Pemerintahan Lucky Syaefudin dengan visi misi Indramayu "REANG" Religius, Ekonomi Kerakyatan, aman, nyaman, Gotong Royong," ujarnya.
Lebih lanjut, Pemerintah Daerah (Pemda) Indramayu Bupati Lucky Hakim harus mendata ulang orang miskin dan orang yang tidak punya rumah dan memverifikasi data terbaru tahun 2025, karena di lapangan banyak orang miskin yang tidak menerima bantuan dari pemerintah," ungkap Mutadi.
Ketua FWJI Korwil Indramayu Mutadi mengatakan," Penduduk Miskin Indramayu masih mendominasi tertinggi di Jawa Barat Tahun 2024 11,93 %, data itu menunjukkan, Kabupaten Indramayu masih menjadi daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi, meski terdapat sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, angka tersebut tetap menjadi perhatian bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan langkah konkret menekan kemiskinan," tambahnya.
"Kondisi itu membuka ruang analisis, bagaimana pemimpin baru merespons angka kemiskinan yang menjadi pekerjaan rumah? Apakah mereka akan menguatkan program jaring pengaman sosial, membuka lebih banyak lapangan kerja, atau justru berani membuat terobosan kolaboratif dengan sektor swasta dan komunitas, jika tidak segera diintervensi dengan kebijakan yang tepat sasaran dan berbasis data, maka daerah-daerah dengan angka kemiskinan di atas 10% akan terus tertinggal. Di sisi lain, ini juga menjadi momentum bagi pemimpin baru untuk menunjukkan komitmen dan kemampuan mereka dalam membenahi kondisi ekonomi masyarakatnya," tutup Mutadi. (Sokib