Fokus Kabar (Indramayu) - Kursi Direktur RSUD Indramayu tampaknya terlalu empuk untuk dilewatkan begitu saja. Dalam sepekan, jabatan strategis itu berpindah tangan dengan cepatbahkan, terlalu cepat hingga meninggalkan jejak administrasi yang berantakan.
Nama dr. H. Wawan Ridwan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, tiba-tiba muncul sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Indramayu. Di atas kertas, keputusan itu tampak formal. Tapi di balik dokumen yang rapi, sumber internal pemerintah daerah menyebut ada rekayasa surat dan manipulasi tanggal.
"SK Plt Direktur keluar dulu, baru dibuat surat pengunduran diri dari Dewan Pengawas (Dewas). Suratnya malah ditulis dengan tanggal mundur, 8 September 2025. Padahal SK Plt ditetapkan 15 September," ujar seorang pejabat di BKPSDM Indramayu, Kamis (16/10) malam. Ia meminta identitasnya disembunyikan karena alasan keamanan birokrasi.
Jika benar, praktik itu jelas maladministrasi. Saat SK ditandatangani, dr. Wawan masih berstatus sebagai Dewas RSUD posisi yang secara etika dan hukum tidak boleh dirangkap.
Sumber yang sama menuding proses itu tak hanya cacat prosedur, tapi juga dilumuri praktik kolusi dan rekayasa birokrasi. Nama Sri Dewi Gustiani, Kepala Bidang Mutasi BKPSDM Indramayu, disebut ikut mengatur skenario pengangkatan Wawan. "Semuanya dipaksakan agar cepat jadi. Ada yang dikorbankan, ada yang ditutupi," kata dia.
Lebih jauh, ia mempertanyakan mengapa pemerintah daerah tidak menunggu penetapan Dewas pengganti sebelum menunjuk Plt Direktur. "RSUD itu bukan puskesmas. Ini objek vital daerah, dengan aset besar dan layanan publik ribuan orang. Jangan main-main dengan jabatan strategis seperti ini," ujarnya.
Sumber itu bahkan mengaku telah melayangkan surat pengaduan resmi ke BKN pusat, BKN Regional III Bandung, dan Sekretaris Daerah Indramayu untuk mengoreksi kejanggalan tersebut. Dalam suratnya, ia menyoroti pelanggaran terhadap Surat Edaran Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2021 tentang pengangkatan pejabat Pelaksana Tugas di jabatan tinggi pratama.
Ketika dikonfirmasi oleh Tim, dr. Wawan Ridwan memilih diam. "Tidak ada komentar," tulisnya singkat melalui WhatsApp, Jumat (17/10).
Adapun Sri Dewi Gustiani, yang disebut dalam laporan, tidak menjawab panggilan maupun pesan konfirmasi hingga berita ini diterbitkan.
Kursi Plt Direktur RSUD Indramayu kini memang sudah terisi. Tapi aroma rekayasa administratif yang menyertai penunjukan itu belum juga hilang. Di balik tumpukan berkas dan tanda tangan, ada yang berusaha menutup jejak.
(Tri KH)