Situs Sumur Wasiat, Ajang Silaturahmi Malam Purnama yang Kini Hilang -->

Situs Sumur Wasiat, Ajang Silaturahmi Malam Purnama yang Kini Hilang

Fokus Kabar
Wednesday, October 8, 2025 Last Updated 2025-10-08T03:01:24Z

Fokus Kabar (Cirebon) - Situs Sumur Wasiat di Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, dahulu menjadi tempat berkumpul warga setiap malam bulan purnama. Tradisi silaturahmi yang telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu itu kini tinggal kenangan dan perlahan hilang ditelan zaman.


Pada era 1990-an, malam purnama di situs Sumur Wasiat selalu ramai. Warga dari berbagai kalangan dan desa sekitar datang untuk berkumpul, berbincang, dan mempererat tali silaturahmi. Tak jarang, pertemuan tersebut menjadi awal kisah jodoh bagi sebagian orang yang bertemu di tempat itu.

Sumur Wasiat sendiri diyakini sebagai peninggalan leluhur Cirebon yang memiliki nilai sejarah dan spiritual tinggi. Berdasarkan penuturan warga setempat, sumur ini disebut Sumur Wasiat karena dipercaya memiliki makna simbolik dan berkaitan dengan pesan moral para pendahulu tentang pentingnya menjaga amanah serta hubungan antarsesama manusia.

Beberapa kisah tutur menyebut, Sumur Wasiat merupakan peninggalan dari masa penyebaran Islam di Cirebon. Konon, sumur ini dulu digunakan para wali dan tokoh penyebar agama untuk berwudu atau mengambil air dalam kegiatan dakwah.

Seiring berjalannya waktu, tempat ini kemudian menjadi lokasi berkumpul warga, terutama pada malam bulan purnama, sebagai wujud kebersamaan dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.

"Dulu saat saya kecil sampai remaja, tradisi purnamaan di Sumur Wasiat masih lestari. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi, dan sangat disayangkan," tutur Songot (49), warga Desa Kepongpongan, Kabupaten Cirebon.

Menurut Songot, hilangnya tradisi purnamaan tidak hanya karena perkembangan zaman dan gaya hidup modern, tetapi juga akibat adanya pembangunan jalan tol yang mengubah suasana sekitar situs.

"Sekarang sudah berbeda, banyak perubahan. Tradisi purnamaan hilang karena terkikis zaman, ditambah ada jalan tol di sekitar sini, jadi suasananya sudah tidak seperti dulu lagi," ujarnya.


Ia menambahkan, tradisi malam purnama di Sumur Wasiat sebenarnya bukan kegiatan ritual, melainkan sekadar ajang kumpul biasa yang sarat makna sosial.


"Purnamaan itu dulu tempat silaturahmi, jadi bisa saling kenal satu sama lain. Bahkan banyak juga yang akhirnya dapat jodoh dari pertemuan di sana," kenangnya.

Meski tradisinya mulai hilang, Situs Sumur Wasiat masih terjaga secara fisik. Di area situs tersebut terdapat paseban atau pendopo dan mushola yang hingga kini masih berdiri dan terawat dengan baik. Tempat itu kerap digunakan warga untuk beristirahat, berdoa, dan mengingat sejarah leluhur.

Kini, tradisi berkumpul di malam purnama di Sumur Wasiat telah hilang seiring perkembangan zaman. Generasi muda lebih banyak menghabiskan waktu dengan aktivitas digital, sementara tradisi kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat tempo dulu semakin memudar.

Bagi warga setempat, Sumur Wasiat bukan hanya situs sejarah, tetapi juga simbol kebersamaan dan warisan budaya lokal yang seharusnya dijaga dan dilestarikan. Tanpa upaya nyata untuk menghidupkan kembali tradisi tersebut, dikhawatirkan nilai-nilai sosial dan spiritual yang terkandung di dalamnya akan benar-benar hilang dari ingatan kolektif masyarakat Cirebon.
(Als)
Komentar

Tampilkan

Terkini