Fokus Kabar (Cirebon) - Keraton Kacirebonan, salah satu pusat kebudayaan dan sejarah di Kota Cirebon, menyimpan berbagai bangunan bersejarah yang hingga kini masih berdiri kokoh. Salah satunya adalah Gedong Kepatihan, bangunan yang memiliki peran penting dalam tata kelola pemerintahan pada masa lalu.
Gedong Kepatihan didirikan pada tahun 1808, bersamaan dengan pembangunan Keraton Kacirebonan. Bangunan ini dulunya berfungsi sebagai pusat administrasi sekaligus tempat para patih dan abdi dalem melaksanakan tugas negara di bawah naungan Sultan Kacirebonan.
Patih memegang peranan vital sebagai tangan kanan sultan yang mengurus jalannya pemerintahan, pengaturan wilayah, hingga hubungan diplomasi dengan pihak luar.
Secara arsitektur, Gedong Kepatihan memiliki ciri khas bangunan tradisional Cirebon yang berpadu dengan sentuhan kolonial. Dindingnya kokoh, jendela besar, serta tata ruang luas yang mendukung aktivitas birokrasi kerajaan kala itu. Perpaduan gaya ini menjadi bukti akulturasi budaya yang kuat di Cirebon pada masa lampau.
Kini, meski tidak lagi difungsikan sebagai pusat administrasi, Gedong Kepatihan tetap menjadi saksi bisu perjalanan panjang Keraton Kacirebonan.
Pada acara-acara besar keraton, bangunan ini masih kerap digunakan untuk menerima tamu kehormatan maupun kegiatan adat.
Selain nilai sejarahnya, Gedong Kepatihan kini difungsikan sebagai destinasi wisata budaya penunjang Keraton Kacirebonan. Di dalamnya, pengunjung dapat melihat berbagai motif ukiran khas Cirebon, koleksi gamelan pusaka, hingga lukisan kaca yang sarat makna filosofis.
Elang Iyan Ariffudin Denda Brata, selaku Ketua Unit Purbakala Keraton Kacirebonan, menyampaikan bahwa keberadaan Gedong Kepatihan adalah bagian dari cagar budaya yang penting untuk diwariskan.
"Dengan adanya Gedong Kepatihan yang notabene adalah bagian dari cagar budaya, harapannya dapat menjadi destinasi wisata budaya agar generasi milenial bisa lebih mengenali sejarah serta menjadikannya sebagai sarana edukasi," ujarnya.
Di era digitalisasi seperti sekarang, akses informasi tentang sejarah dan budaya menjadi semakin mudah. Gedong Kepatihan tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga dapat dijadikan bahan edukasi yang lebih luas melalui media digital, dokumentasi virtual, hingga konten multimedia yang bisa diakses generasi muda kapan saja.
Dengan demikian, Gedong Kepatihan bukan hanya bangunan fisik semata, melainkan simbol kesinambungan sejarah, budaya, dan tata pemerintahan yang diwariskan oleh para leluhur Cirebon sekaligus relevan untuk edukasi di era digital.
( Als )
Kini, meski tidak lagi difungsikan sebagai pusat administrasi, Gedong Kepatihan tetap menjadi saksi bisu perjalanan panjang Keraton Kacirebonan.
Pada acara-acara besar keraton, bangunan ini masih kerap digunakan untuk menerima tamu kehormatan maupun kegiatan adat.
Selain nilai sejarahnya, Gedong Kepatihan kini difungsikan sebagai destinasi wisata budaya penunjang Keraton Kacirebonan. Di dalamnya, pengunjung dapat melihat berbagai motif ukiran khas Cirebon, koleksi gamelan pusaka, hingga lukisan kaca yang sarat makna filosofis.
Elang Iyan Ariffudin Denda Brata, selaku Ketua Unit Purbakala Keraton Kacirebonan, menyampaikan bahwa keberadaan Gedong Kepatihan adalah bagian dari cagar budaya yang penting untuk diwariskan.
Di era digitalisasi seperti sekarang, akses informasi tentang sejarah dan budaya menjadi semakin mudah. Gedong Kepatihan tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga dapat dijadikan bahan edukasi yang lebih luas melalui media digital, dokumentasi virtual, hingga konten multimedia yang bisa diakses generasi muda kapan saja.
Dengan demikian, Gedong Kepatihan bukan hanya bangunan fisik semata, melainkan simbol kesinambungan sejarah, budaya, dan tata pemerintahan yang diwariskan oleh para leluhur Cirebon sekaligus relevan untuk edukasi di era digital.
( Als )





